Hi, kali ini aku pengen cerita tentang sekolah ku, ya SMKN 1 ***. Kali ini aku mau cerita tentang kejadian-kejadian menyeramkan selama aku sekolah disana. Hal yang membuat ku percaya akan adanya makhluk-makhluk halus di sekolah ku.
Awalnya aku tidak bisa merasakan keberadaan "mereka" tapi entah mengapa saat aku SMP aku mulai bisa melihat "mereka"...
KELAS X
Awal masuk ke sekolah ini aku belum merasakan apapun, karena aku juga pindahan, jadinya aku belum terlalu mengenal sekolah ini. Sebulan dua bulan kemudian, aku mulai merasakan adanya keganjilan di sekolah ini. Dan kejadian itu benar ku rasakan saat kelompok ku mengisi acara Tugas Akhir kakak kelas ku di Pendopo sekolah. Saat itu kami dapat jatah hari ke 2. Kami sudah bersiap di sekolah mulai sore untuk di make-up. Karena kami belum diajari bagaimana cara berias diri, jadi kami masih di make-up-in orang lain. Waktu itu kami baru selesai make-up dan kostum sekitar jam 18.30 kami segera berhamburan di depan ruang rias. Saat itu entah kenapa pandangan ku teralih pada sesosok bayangan hitam seperti seorang perempuan duduk memeluk lutut dan menunudukkan kepalanya.
Ku pikir iru hanya bayangan ku saja, kan aada yang bilang kalau gelap mata kita memang tidak terlalu awas, jadi kita seperti melihat "sesuatu" padahal tidak. Makanya aku tidak terlalu menanggapi hal tersebut. Tapi bayangan itu begitu jelas bagi ku. Karena gelap, aku takut ke sana sendirian. Akupun mengajak teman ku unutk menemani ku kesana. Dan benar saja, yang aku lihat hanya tong sampah. Hal itu terjadi beberapa kali, dan beberapa kali juga aku ngajak temen ku buat ngeliat ke sana, tapi ya, cuma tong sampah. Tapi aku masih merasa penasaran,, jadi aku sekali lagi kesana, baru melangkah bu guru sudah memanggil kami untuk berkumpul.
"Nanti sehabis turun pendopo, langsung ke sini ya. Ibu ada di sini kok" kata si ibu, kami mengangguk.
Setelah itu kami bergegas menuju pendopo, itu berarti melewati area terbuka yang cukup gelap, kami berjalan beriringan, dempet-dempetan. Kami menyusuri jalan menuju pendopo, dan sampai lah kami di lapangan tempat buat upacara bendera biasa dilakukan, di sebelahnyaa berdiri ruang teori. Aku melihat banyak "orang" yang berdiri memandang keluar jendela, melihat ke arah kami, tapi aku tidak terlalu memperdulikannya, karena banyak orang disana, jadi ketakutan ku tidak terlalu membuat ku khawatir. Kami terus berjalan, dan akhirnya kami sampai di pendopo. Kami pentas, aku deg-degan, sangat deg-degan.
Akhirnya kami selesai pentas. Kami berkumpul di pendopo, kami menunggu si ibu datang, tapi beliau tidak datang-datang juga. "Ayolah, kan tadi si ibu bilang kita di suruh langsung ke ruang kostum. Kan ibu nunggu di sana." kata salah seorang teman ku. Kami pun bergegas menuju ruang kostum. Karena hari tambah malam, maka suasana mulai dingin, ketakutan ku kembali datang. Aku menaruik salah satu teman ku yang berjalan di samping ku. Sebut saja dia mbokde.Aku memegang lengannya dengan sangat kuat. Sampai di dekat sekolah, tiba-tiba suasana berubah menjadi lebih dingin. Angin juga berhembus lebih kencang. Aku semakin kuat memegang lengannya.Kita sampai di depan ruang kostum, ternyata si ibu belum ada disana, kita nunggu, karena aku makin merasa gak nyaman, aku minta untuk kembali ke belakang pendopo.
Teman-teman ku mengiyakan permintaan ku, lalu kami berjalan, ketika itu, entah mengapa aku melihat sesosok perempuan berpakaian seperti guru, rambutnya menutupi wajahnya, dan jalannya menunduk. Dia datang dari arah ruang karawitan. Aku dan "dia" sama-sama terkejut, dan terdiam selama beberapa saat. Aku mencengkram tangan mbokde lebih erat lagi, dan seertinya mbokde tahu apa yang terjadi pada diri ku. Lalu dia mengajak ku pergi dari situ, teman-teman ku yang lain mengikuti dari belakang. Dan aku lihat perempuan tadi berjalan di samping teman ku. Aku sama seklai gak berani noleh kebelang, karena tempatnya juga masih gelap. Begitu kami sampai di depan ruang tamu, aku memberanikan diri untuk menoleh kebelakang. Ku hitung jumlah teman-teman ku, dan jumlahnya tetap, 10 orang. Kontan aku langsung lari ke tengah lapangan, dan langsung menangis. Orang-orang yang jaga parkiran pada bingung ngeliatin aku tiba-tiba nangis. Guru ku pun datang, dan membimbing kami kemabli ke ruang ganti, beliau mencoba menenangkan ku yang masih mengangis.
Sampai di ruang kostum, kami langsung ganti baju dan menghapus make-up kami. Tiba-tiba dua orang teman ku datang, emak dan jengat. Emak langsung menghampiri ku, dan tiba-tiba bicara dengan nada sedikit khawatir dan marah kepada ku. "Kowe mau di weruhi po?" (Kamu tadi dilihatin ya?) aku mengangguk tanpa berani menatap matanya yang garang. Lalu dia keluar, sementara jengat berusaha mengatur nafas, katanya dia juga melihat penampakan, tapi hanya sekelebat bayangan hitam.Emak kemudian masuk lagi. Kali ini nada bicaranya sudah sedikit tenang, tapi tetap saja, suaranya seperti bukan suara emak, suaranya lebih berat dan serak, seperti suara laki-laki. "Wong e nesu, mergane kanca-kanca mu wingi le ngomong ra di tata. ra aturan, ska-ska ke dewe, jan ne dek e meh marani kanca-kanca mu kae, mung tibakk e salah uwong, Yowes nek no sesuk kandani kanca-kanca mu nek omongan aja sembarangan." (Orangnya marah, soalnya temen-temen mu yang ngomong gak di tata, gak aturan, sebenernya dia mau ngedatengin temen-temen mu itu, tapi ternyata salah orang. Ya udah kalo gitu, besok bilangin temen-temen mu kalau ngomong jangan sembarangan.)
Abis ngomong gitu, emak keliatan kaya orang kecapean, dia langsung mencari tempat duduk, jengat langsung menghampirinya. Aku masih bingun dengan apa yang terjadi, bu guru kemudian menghampiri ku dan menayakan apa yang tadi aku lihat dan apa yang emak katakan.
"Ya sudah kalau gitu, dengerin aja apa kata emak tadi. Banyak-banyak doa juga, biar kamu gak di ganggu. Emang kemaren temen-temen mu omongannya gak bener semua, mungkin yang nunggu sini marah. Termasuk tadi yang ada di emak." ujar guru ku sambil tersenyum, kemudian pergi menjauh. Aku masih bengong mendengar kaa-kata guru ku tadi. Berarti yang tadi ngomong bukan emak? Berarti emak tadi kesurupan dong? batin ku bener-bener gak percaya dengan apa yang aku lihat dan aku dengar.
Besoknya di sekolah, guru-guru rupanya udah pada denger apa yang aku lihat waktu Tugas akhir kaka kelas malam itu, buktinya waktu pelajaran matematika, aku langsung di tanyain sma bu guru, di suruh nyeritain lagi kejadiannya, soalnya anak si ibu ngeliat ada kuda katanya di tengah-tengah pendopo, kuda hitam, matanya merah, serem katanya. Kalau suaminya ngelihat "guru" juga, pake baju hijau tapi, berdiri di pojokan belakang pendopo. Waktu aku selesai cerita, tiba-tiba pintu kelas ketutup sendiri jdeeerrrr gitu, keras banget, aku dan seisi kelas pada kaget semua, mereka pada teriak. Dan waktu itu pula aku denger suara anak cowok ketawa. Langsung aku noleh kebelakang dan kaget waktu tahu di belakang ku gak ada orang. Sedangkan di kelas ku cowok cuma ada 3 orang. Yang satu ada di depan ku, ngbuka pintu yang tadi ketutup, sedangkan yang dua duduk di ujung paling kanan, sedangkan aku duduk di ujung paling kiri, jadi gak mungkin dong kalau mereka yang ketawa tadi?
Seminggu setelah kejadian itu, aku gak ngeliat hal yang aneh-aneh lagi. Aku juga gak mau sih, abis nyeremin banget. Dan waktu itu pas pelajaran karawitan, kebetulan aku megang saron, jadi duduknya agak deket dari pintu, aku ngeliat ada anak cowok pake baju seragam SMA, duduk di depan pintu. Muka nya cakeeeppp buanget. Dia senyum ke aku. Terus kaya ada cahaya terang baget gitu deh di sekelilingnya. Aku terpana ngeliat anak itu, cuma aku masih gak tau siapa dia. Waktu aku ngeliat saron, dan ngeliat ke arah pintu lagi, tau-tau anak itu udah gak ada, dan begitu kita keluar dari ruang karawitan, jojol, temen ku yang cowok langsung menghampiri ku dan bilang. "Yang kemaren kamu liat guru kan? Aku juga tadi ngeliat di ruang karawitan, ngegantung, terus dia berdiri di belakang pak ****"
Awalnya aku tidak bisa merasakan keberadaan "mereka" tapi entah mengapa saat aku SMP aku mulai bisa melihat "mereka"...
KELAS X
Awal masuk ke sekolah ini aku belum merasakan apapun, karena aku juga pindahan, jadinya aku belum terlalu mengenal sekolah ini. Sebulan dua bulan kemudian, aku mulai merasakan adanya keganjilan di sekolah ini. Dan kejadian itu benar ku rasakan saat kelompok ku mengisi acara Tugas Akhir kakak kelas ku di Pendopo sekolah. Saat itu kami dapat jatah hari ke 2. Kami sudah bersiap di sekolah mulai sore untuk di make-up. Karena kami belum diajari bagaimana cara berias diri, jadi kami masih di make-up-in orang lain. Waktu itu kami baru selesai make-up dan kostum sekitar jam 18.30 kami segera berhamburan di depan ruang rias. Saat itu entah kenapa pandangan ku teralih pada sesosok bayangan hitam seperti seorang perempuan duduk memeluk lutut dan menunudukkan kepalanya.
Ku pikir iru hanya bayangan ku saja, kan aada yang bilang kalau gelap mata kita memang tidak terlalu awas, jadi kita seperti melihat "sesuatu" padahal tidak. Makanya aku tidak terlalu menanggapi hal tersebut. Tapi bayangan itu begitu jelas bagi ku. Karena gelap, aku takut ke sana sendirian. Akupun mengajak teman ku unutk menemani ku kesana. Dan benar saja, yang aku lihat hanya tong sampah. Hal itu terjadi beberapa kali, dan beberapa kali juga aku ngajak temen ku buat ngeliat ke sana, tapi ya, cuma tong sampah. Tapi aku masih merasa penasaran,, jadi aku sekali lagi kesana, baru melangkah bu guru sudah memanggil kami untuk berkumpul.
"Nanti sehabis turun pendopo, langsung ke sini ya. Ibu ada di sini kok" kata si ibu, kami mengangguk.
Setelah itu kami bergegas menuju pendopo, itu berarti melewati area terbuka yang cukup gelap, kami berjalan beriringan, dempet-dempetan. Kami menyusuri jalan menuju pendopo, dan sampai lah kami di lapangan tempat buat upacara bendera biasa dilakukan, di sebelahnyaa berdiri ruang teori. Aku melihat banyak "orang" yang berdiri memandang keluar jendela, melihat ke arah kami, tapi aku tidak terlalu memperdulikannya, karena banyak orang disana, jadi ketakutan ku tidak terlalu membuat ku khawatir. Kami terus berjalan, dan akhirnya kami sampai di pendopo. Kami pentas, aku deg-degan, sangat deg-degan.
Akhirnya kami selesai pentas. Kami berkumpul di pendopo, kami menunggu si ibu datang, tapi beliau tidak datang-datang juga. "Ayolah, kan tadi si ibu bilang kita di suruh langsung ke ruang kostum. Kan ibu nunggu di sana." kata salah seorang teman ku. Kami pun bergegas menuju ruang kostum. Karena hari tambah malam, maka suasana mulai dingin, ketakutan ku kembali datang. Aku menaruik salah satu teman ku yang berjalan di samping ku. Sebut saja dia mbokde.Aku memegang lengannya dengan sangat kuat. Sampai di dekat sekolah, tiba-tiba suasana berubah menjadi lebih dingin. Angin juga berhembus lebih kencang. Aku semakin kuat memegang lengannya.Kita sampai di depan ruang kostum, ternyata si ibu belum ada disana, kita nunggu, karena aku makin merasa gak nyaman, aku minta untuk kembali ke belakang pendopo.
Teman-teman ku mengiyakan permintaan ku, lalu kami berjalan, ketika itu, entah mengapa aku melihat sesosok perempuan berpakaian seperti guru, rambutnya menutupi wajahnya, dan jalannya menunduk. Dia datang dari arah ruang karawitan. Aku dan "dia" sama-sama terkejut, dan terdiam selama beberapa saat. Aku mencengkram tangan mbokde lebih erat lagi, dan seertinya mbokde tahu apa yang terjadi pada diri ku. Lalu dia mengajak ku pergi dari situ, teman-teman ku yang lain mengikuti dari belakang. Dan aku lihat perempuan tadi berjalan di samping teman ku. Aku sama seklai gak berani noleh kebelang, karena tempatnya juga masih gelap. Begitu kami sampai di depan ruang tamu, aku memberanikan diri untuk menoleh kebelakang. Ku hitung jumlah teman-teman ku, dan jumlahnya tetap, 10 orang. Kontan aku langsung lari ke tengah lapangan, dan langsung menangis. Orang-orang yang jaga parkiran pada bingung ngeliatin aku tiba-tiba nangis. Guru ku pun datang, dan membimbing kami kemabli ke ruang ganti, beliau mencoba menenangkan ku yang masih mengangis.
Sampai di ruang kostum, kami langsung ganti baju dan menghapus make-up kami. Tiba-tiba dua orang teman ku datang, emak dan jengat. Emak langsung menghampiri ku, dan tiba-tiba bicara dengan nada sedikit khawatir dan marah kepada ku. "Kowe mau di weruhi po?" (Kamu tadi dilihatin ya?) aku mengangguk tanpa berani menatap matanya yang garang. Lalu dia keluar, sementara jengat berusaha mengatur nafas, katanya dia juga melihat penampakan, tapi hanya sekelebat bayangan hitam.Emak kemudian masuk lagi. Kali ini nada bicaranya sudah sedikit tenang, tapi tetap saja, suaranya seperti bukan suara emak, suaranya lebih berat dan serak, seperti suara laki-laki. "Wong e nesu, mergane kanca-kanca mu wingi le ngomong ra di tata. ra aturan, ska-ska ke dewe, jan ne dek e meh marani kanca-kanca mu kae, mung tibakk e salah uwong, Yowes nek no sesuk kandani kanca-kanca mu nek omongan aja sembarangan." (Orangnya marah, soalnya temen-temen mu yang ngomong gak di tata, gak aturan, sebenernya dia mau ngedatengin temen-temen mu itu, tapi ternyata salah orang. Ya udah kalo gitu, besok bilangin temen-temen mu kalau ngomong jangan sembarangan.)
Abis ngomong gitu, emak keliatan kaya orang kecapean, dia langsung mencari tempat duduk, jengat langsung menghampirinya. Aku masih bingun dengan apa yang terjadi, bu guru kemudian menghampiri ku dan menayakan apa yang tadi aku lihat dan apa yang emak katakan.
"Ya sudah kalau gitu, dengerin aja apa kata emak tadi. Banyak-banyak doa juga, biar kamu gak di ganggu. Emang kemaren temen-temen mu omongannya gak bener semua, mungkin yang nunggu sini marah. Termasuk tadi yang ada di emak." ujar guru ku sambil tersenyum, kemudian pergi menjauh. Aku masih bengong mendengar kaa-kata guru ku tadi. Berarti yang tadi ngomong bukan emak? Berarti emak tadi kesurupan dong? batin ku bener-bener gak percaya dengan apa yang aku lihat dan aku dengar.
Besoknya di sekolah, guru-guru rupanya udah pada denger apa yang aku lihat waktu Tugas akhir kaka kelas malam itu, buktinya waktu pelajaran matematika, aku langsung di tanyain sma bu guru, di suruh nyeritain lagi kejadiannya, soalnya anak si ibu ngeliat ada kuda katanya di tengah-tengah pendopo, kuda hitam, matanya merah, serem katanya. Kalau suaminya ngelihat "guru" juga, pake baju hijau tapi, berdiri di pojokan belakang pendopo. Waktu aku selesai cerita, tiba-tiba pintu kelas ketutup sendiri jdeeerrrr gitu, keras banget, aku dan seisi kelas pada kaget semua, mereka pada teriak. Dan waktu itu pula aku denger suara anak cowok ketawa. Langsung aku noleh kebelakang dan kaget waktu tahu di belakang ku gak ada orang. Sedangkan di kelas ku cowok cuma ada 3 orang. Yang satu ada di depan ku, ngbuka pintu yang tadi ketutup, sedangkan yang dua duduk di ujung paling kanan, sedangkan aku duduk di ujung paling kiri, jadi gak mungkin dong kalau mereka yang ketawa tadi?
Seminggu setelah kejadian itu, aku gak ngeliat hal yang aneh-aneh lagi. Aku juga gak mau sih, abis nyeremin banget. Dan waktu itu pas pelajaran karawitan, kebetulan aku megang saron, jadi duduknya agak deket dari pintu, aku ngeliat ada anak cowok pake baju seragam SMA, duduk di depan pintu. Muka nya cakeeeppp buanget. Dia senyum ke aku. Terus kaya ada cahaya terang baget gitu deh di sekelilingnya. Aku terpana ngeliat anak itu, cuma aku masih gak tau siapa dia. Waktu aku ngeliat saron, dan ngeliat ke arah pintu lagi, tau-tau anak itu udah gak ada, dan begitu kita keluar dari ruang karawitan, jojol, temen ku yang cowok langsung menghampiri ku dan bilang. "Yang kemaren kamu liat guru kan? Aku juga tadi ngeliat di ruang karawitan, ngegantung, terus dia berdiri di belakang pak ****"
~.~.~.~.~.~.~
Lama sudah aku tidak mengalami hal-hal aneh, seneng sih, tapi kemudian "mereka" kembali menampakan dirinya pada ku, waktu itu kejadiannya....
Waktu itu aku, jengat, appa, emak, dan comel lagi sibuk rundingan buat ikut lomba dance di pendopo sekolah. Kita rundingan dari jam 3 sore, kita rundingan terus, sampe gak kerasa udah jam 5. Emak udah izin pulang. Tinggal kita ber empat disana, kita ngobrol-ngobrol, sambil duduk-duduk di pinggir pendopo. Karena hari juga udah semakin sore, mungkin kita emang udah waktunya pulang. Tiba-tiba angin mulai bertiup. Aku jadi mulai gak tenang, aku minta mereka untuk cepat-cepat pulang, tapi mereka bilang masih ingin ngobrol. Dan bener aja ketakutan ku gak cuma sekedar ketakutan, tiba-tiba dari tengah pendopo, aku lagi-lagi melihat sesosok perempuan berpakaian tari lengkap, sedan berdiri, siap-siap untuk menari. Rupanya jengaat juga melihat penampakan itu, aku dan jengat langsung lari keluar pendopo sementara comel dan appa bengong aja di dalem.
Besoknya kita latihan di pendopo, buat lomba dance gitu, kita sampe maghrib disana. Dan waktu itu lagi-lagi perasaan ku gak enak. Dan abis itu, entah kenapa aku malah jadi ngeliat audit *** dan aku ngeliat bayangan putih, kaya pocong gitu, melintas didalam audit dan keluar dari pintu. Aku kaget dan langsung nanya sama temen-temen ku ada orang apa engga di dalam sana. Dan waktu mereka bilang gak ada, aku langsung minta izin untuk pulang.
KELAS XII
Udah kelas dua SMK aku sekarang. Dan semakin mengenal pula aku dengan lingkungan sekolah ini. Aku sudah mulai terbiasa dengan adanya "mereka" disekitar ku. Tapi meski begitu aku masih sering merasa takut. Waktu itu aku lagi nunggu anak-anak yang pramuka, karena aku DA. Males sih sebenernya udah pilang ke rumah tapi balik lagi ke sekolah buat ngurus adek-adek kelas pramuka. Dan rupanya aku kecepetan yang dateng. Jadilah aku sendirian di dalam ruang teori. Sepiii banget, gak ada orang (ya iyalah, lagi pada jum'atan) akhirnya aku nyetel musik buat ngilangin keheningan ruang teori. Tapi tetep gak berhasil, adanya malah jadi berisik banget. Akhirnya aku matiin. Aku coba sms temen-temen ku, yang ngebales pada lama lagi. Akhirnya karena putus asa aku diem aja di dalem, sambil tiduran di meja. Tau-tau Jengjenggg....
Salah satu pintu ruang teori kebuka, aku pikir angin kali ya, tapi angin gede banget gitu, padahal aku juga gak ngerasa ada angin, orang juga gak ada disana. Dan... ada suara cewek ketawa, huaaaa...... >< itu udah yang ampun deh takutnya setengah matiii... Akhirnya aku keluar dari ruang teori, gak berani masuk lagi, sampe anak-anak pada ngumpul semua, baru deh aku masuk.
~.~.~.~.~.~.~
Sekarang udah semester 2, dan seperti semester sebelumnya, kami mengadakan unjuk prestasi. Karena aku sudah tampil di hari pertama, jadi di hari kedua aku udah free. Aku sengaja dateng duluan, ngeliat kelas lain yang make-up. Aku duduk di depan ruang tari besar, otomatis aku menghadap ke ruang teater dan pedalangan. Lagi asyik-asyik ngobrol ma temen ku, aku ngerasa di belakang ku ada sosok orang gedeeeee banget, tapi cuma item gitu, gak keliatan mukanya. Aku nengok ke belakang, dan gak ada orang disana. Aku langsung buru-buru pindah tempat nge jejerin temen ku.
Terus habis itu aku jalan-jalan di depan ruang tari besar, gelap sih, makanya gak sendirian aku yang jalan-jalan. Nah waktu itu, aku ngeliat di depan ruang teater itu, kaya ada banyak banget orang. Ada yang lari-lari, ada yang ngopi sambil maen karttu, ada yang tiduran, ada juga yang lagi makan, pokoknya rame bangetlah. Karena aku pikir disitu emang ada orang, jadi aku tersenyum ke arah sana. Karena ku pikir itu adalah kakak-kakak kelas teater. Tapi temen ku malah negur aku, katanya ngapain sih aku senyam senyum sendiri gitu, begitu aku bilang kalo di situ ada orang, temen ku malah bilang aku aneh, soalnya gak ada orang di situ.
Udah kelas dua SMK aku sekarang. Dan semakin mengenal pula aku dengan lingkungan sekolah ini. Aku sudah mulai terbiasa dengan adanya "mereka" disekitar ku. Tapi meski begitu aku masih sering merasa takut. Waktu itu aku lagi nunggu anak-anak yang pramuka, karena aku DA. Males sih sebenernya udah pilang ke rumah tapi balik lagi ke sekolah buat ngurus adek-adek kelas pramuka. Dan rupanya aku kecepetan yang dateng. Jadilah aku sendirian di dalam ruang teori. Sepiii banget, gak ada orang (ya iyalah, lagi pada jum'atan) akhirnya aku nyetel musik buat ngilangin keheningan ruang teori. Tapi tetep gak berhasil, adanya malah jadi berisik banget. Akhirnya aku matiin. Aku coba sms temen-temen ku, yang ngebales pada lama lagi. Akhirnya karena putus asa aku diem aja di dalem, sambil tiduran di meja. Tau-tau Jengjenggg....
Salah satu pintu ruang teori kebuka, aku pikir angin kali ya, tapi angin gede banget gitu, padahal aku juga gak ngerasa ada angin, orang juga gak ada disana. Dan... ada suara cewek ketawa, huaaaa...... >< itu udah yang ampun deh takutnya setengah matiii... Akhirnya aku keluar dari ruang teori, gak berani masuk lagi, sampe anak-anak pada ngumpul semua, baru deh aku masuk.
~.~.~.~.~.~.~.~.~
Lagi, kejadian ini aku alamin waktu pulang sekolah, lupa aku waktu itu habis pelajaran apa, yang jelas sih praktek. Nah kita kan pada ganti tuh, terus gak tau gimana ceritanya tinggal kita ber empat disitu, aku, encil, iwul, sama jengat. Di luar udah gelap banget, jam 3 sore, tapi mendungnya ampun. Waktu itu aku ngeliat jengat jalan ke belakang lemari, yang ada di ruang ganti, ya buat sekat gitulah mungkin, aku ya asik-asik aja ngobrol ma encil ma iwul. Gak tau gimana ceritanya tinggal kita ber tiga di dalam, masih asik aja kita ngobrol, padahal di luar udah mengdung, dan efeknya ruangan jadi gelap gulita. Aku dengna PD nya nanya sama mereka, jengat kok ga keluar-keluar ya dari sana, mereka malah bingung, dan bilang kalo jengat udah keluar dari tadi, kaya orang ketakutan gitu.
Aku gak percaya sama omongan mereka, aku manggil namanya jengat dan nyusul ke belakang lemari, dan ternyata, kosong gak ada orang. Aku berbalik dan lansung mengambil tas, lalu lari keluar tanpa mempedulikan ke dua teman ku itu. Mereka juga ikutan lari gara-gara ngeliat aku lari. Hahahahaha
~.~.~.~.~.~
Jengat kesurupan!!! Wah nakutin ternyata. Semua orang meganggin dia, termasuk aku sih, dan payahnya aku juga hampir di masukin sama yang ngerasuk di jengat... Aduh sumpah rasanya tuh aku ngeliat kaya arwah gitu keluar dari badannya jengan terus mau masuk ke badan ku. Udah aja deh aku langsung minggat, dari pada ikut-ikutan kesurupan?
~.~.~.~.~.~.~
Kali ini aku melihat penampakkan di ruang tari besar. Waktu itu kami sedang latihan koreografi. Satu kelas sih, sore-sore gitu deh, lupa tapi jam berapa. Nah waktu itukan sekolah ku kedatangan orang bule. Ya dia ikutan sekolah disana satu tahun. Terus pulang lagi ke negaranya. Dan waktu aku latihan itu, pas aku lagi menghadap kaca, dibelakang tuh aku ngeliat ada temen bule ku itu, dengan rambut pirangnya yang khas. Aku tersenyum dan bilang, oh dia ngeliat kita latihan. Dan baru nyadar kalo ternyata dia udah pulang ke amerika sana.
~.~.~.~.~.~.~
Pernah juga nih aku denger-denger kalo ruang rekaman di sekolah ku itu, kendangnya suka bunyi sendiri, ya semua gamelannya sih bunyi gitu, tapi kan aku gak percaya tuh, soalnya aku gak yakin kalo gak ngalamin sendiri. Dan ternyata beneran!!!
Waktu itu sekitar jam 5 sore. Aku disuruh mamah ku buat beli apa gitu lupa, aku ngajak adik ku kan, karena takut kalo sendirian. Nah rumah ku kan waktu itu deket sama sekolah, deket banget malah, ya belakang sekolah gitulah. Kita lagi dijalan nih kan di belakang tembok sekolah, tiba-tiba aku dengar suara gamelan di tabuh. Aku pikir aku salah denger kali ya, atau orang lagi nyetel kasetnya gitu, tapi makin deket sma sekolah, makin jelas, terus aku berhenti, dan mastiin kalau pendengaran ku itu gak salah, soalnya jam segitu sekolahan dan sepii banget, dan gak ada orang. Sepi... gak ada suara apapun. Dan waktu aku jalan lagi tuh suara ada lagi. Adik ku aja sampe ketakutan. Akhirnya kita lari deh.
~.~.~.~.~.~.~
Udah lama aku gak bisa ngeliat yang aneh-aneh lagi. Aku pikir karena aku udah bilang aku gak mau ngeliat jadi mata batin ku bener-bener ketutup. Jadi aku udah santai-santai aja kalo jengat ngeliat "mereka". Tapi ternyata aku salah :'( "mereka" masih menampakkan dirinya kepada ku...
Waktu itu kita lagi ada praktek industri di sekolah, dan siang sampe jam 5 sore, bahkan lebih. nah waktu jam istirahat biasanya kita gunain buat ngobrol. Aku, dwex, iin, sma beberapa teman ku yang lain ngobrolin hal-hal mistis gitu deh, tau-tau aku nyium bau kembang melati. Setahu ku yang make parfum melati itu guru ku, tapi beliau gak ada di sana. Aku coba nanya sama temen-temen yang lain, yang nyium baunya itu cuma iin sama dwex,,
Jam 17.30 kami udah bersiap pulang karena praktek industri sudah selesai. Waktu itu aku make sepatu disampingnya jengat dan dwex. Lagi ngobol sama dwex, tau-tau jengat bilang, "yen, di depan ruang peladangan ada loh." sambil tertawa aku pun menjawab "aku kan udah ga bisa liat ye..." sambil menoleh ke arah jengat yang kebetulan duduk di kanan ku, dan langsung melihat sesosok bayangan tersenyum pada ku dan menghilang. Aku terdiam, jenga tersenyum dan berkata "beneran kan apa tadi aku bilang"
KELAS XII
KELAS XII
Aku tahu kalau kamar mandi cewek di sekolah ku memang serem, makanya setiap kali aku kesana, aku selalu minta temenin. Nah waktu itu aku bilang gini kan sama yang nunggu kamar mandi "Mbak, jangan nampakkin diri ya, aku takut.e mbak," baru juga selesai ngomong, tau-tau di fentilasi atas aku ngeliat kaya orang jalan gitu, keliatan kepalanya, padahal kan di samping kamar mandi cewek itu banyak banget tumpukan barang bekas, dan gak mungkin bisa di pake jalan. Di naikin aja gak mungkin, apa lagi buat jalan coba?
~.~.~.~.~.~.~
Pagi itu aku ada ulangan tari putri. Karena harus pakai kain dan kebaya, aku datang paling pagi. Entah kenapa hari itu aku lupa ngucap salam waktu masuk ke ruang tari, karena aku ngeliat jengat udah masuk duluan, sambil lari-lari aku masuk keruang ganti, dan jejeng,, aku seolah melihat ada sesosok perempuan berdiri di depan pintu ruang ganti terkejut melihat kedatangan ku. Aku pun terkejut melihat reaksinya. Dan aku segera meminta maaf karena kelalaian ku tidak mengucapkan salam.
~.~.~.~.~.~.~
Kejadian ini aku alamin waktu aku latihann karawitan buat Tugas Akhir. Kebetulan aku megang kempul. Lagi dengerin instruksinya guru, tiba-tiba aku ngerasa ada anak kecil lari-lari di belakang ku. Begitu aku liat ke belakang gak ada orang. Lagian juga mana bisa anak kecil lari-lari, soalnya di belakang ku kan gong.
~.~.~.~.~.~.~
Kejadian ini ku alami lagi-lagi di dekat pendopo. Kali ini di UP. Entah singkatan dari apa itu, aku juga gak tau. Nah waktu itu kan aku sama mbokde lagi nunggu guru ku agama disana. Ya biasalah gurunya kan bukan dari ** jadi telat gitu. Cuaca sian gitu pas lagi panas-panasnya. Mbokde duduk di sofa. Aku sambil mp3 an muter-muter nyari cara buar nyalain AC yang ada disana. Pas di bawah AC, lagi nyari-nyari stop contact, tuba-tiba ada suara berat banget ngomong di kuping ku. Padahal pas itu MP3nya mati lagi. Brgitu denger tuh suara aku langsung kabur duduk diem di sampingnya mbokde, dan gak berani ngomong sedikit pun.
~.~.~.~.~.~.~.~
Aku, encil, dan chaak bernarsis ria di dekat kamar mandi cewek. Anginnya kan gede banget tuh disana, adem gitu lah, makanya kita sekalian ngadem disana.. Lagi adik-asiknya bernarsis ria, si "embak" yang di kamar mandi nonggol deh, mana pake acara ngesot-ngesot segala, haduh begitu ngeliat ada yang gak beres dari muka ku, dan galagat ku yang pengen buru-buru cabut. Chak langsung ngacir duluan.
~.~.~.~.~.~.~.~
Dan ini kejadian terakhir yang aku alami. Waktu itu, aku, encil, dan gipek selesai mandi. Kita lagi gosok gigi di keran depan ruang tari besar, sambil ngomongin curly yang kemaren malem didatengin sama yang nunggu ruang guru tari besar. Pas lagi ngobrol, tiba-tiba aku liat ada cewek pake dress panjang, lari cepet banget di belakang ku. Aku tanya sama kedua temen ku gak ada yang ngeliat semua. Dan waktu aku inget-inget emang gak ada temen ku yang pake dress putih kaya gitu.
Oke teman-teman,, sekian dulu cerita ku, sewaktu bersekolah di ****** mohon maaf jika ada salah-salah kata atau bagaimana. Jangan lupa follow twitter saya @Yenal_s dan add facebook saya Yenyen Tan Ichie bisa juga via email di krisnawati.yenyen@gmail.com
Gomawo udah menyempatkan waktunya untuk membaca :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar